Buku Saku Panduan Praktis Shalat Istikharah (As-Salam)
Buku Saku Panduan Praktis Shalat Istikharah
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, as-Salam Publishing
Manusia di dunia ini menghadapi banyak masalah yang menjadikannya bingung. Masalah tersebut seringkali ruwet. Njlimet. Dalam kondisi itulah, ia perlu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta langit dan bumi. Juga pencipta seluruh manusia. Ia meminta-Nya, menengadahkan kedua tangannya, berdoa, dan meminta pilihan dengan doa. Mengharap kebenaran dari permintaannya. Yang demikian lebih menjamin ketenangan dan kepuasan hati. Hati menjadi plong. Ketika ia akan melakukan sesuatu hal seperti membeli mobil, ingin menikah, atau melakukan tugas tertentu, atau bepergian, hendaknya ia lakukan istikharah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Surat Ali Imran: 159)
Komentar Imam Nawawi
Imam Abu Zakariyya Yahya bin Sharaf an-Nawawi rahimahullah berkomentar seputar istikharah dan musyawarah, “Istikharah maksudnya meminta pilihan kepada Allah, dan musyawarah, maksudnya mengajak sharing dan dialog bersama mereka yang mempunyai gagasan dan kebaikan. Yang demikian karena manusia secara mayoritas, kapasitasnya terbatas, dan mempunyai kekurangan. Manusia dicipta dalam keadaan lemah. Banyak peroleh problema sulit sehingga ia bingung, apa yang harus diperbuatnya?”
Mengulik Istikharah
Istikharah berarti meminta pilihan dalam segala hal. Istikharah sesuai wazan istif’al, dari kata alkhair atau alkhiyarah seperti al’inabah. Sebuah isim dari ucapan keseharian “Khaarallahu lahu, Allah memberi pilihan baginya.” Istakhaarallaha Fulan, maknanya si fulan meminta pilihan kepada Allah. Khaarallahu lahu, maknanya Allah memberinya sesuatu yang terbaik baginya. Maksudnya, meminta urusan yang terbaik yang dibutuhkannya. (Ibnu Hajar dalam Fathul Baari Fi Syarh Bukhari)
Dari Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengajari para sahabatnya shalat istikharah dalam setiap urusan. Beliau mengajari shalat ini sebagaimana beliau mengajari surat dari al Qur’an. Kemudian beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat fardhu, lalu hendaklah ia berdo’a: Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridha dengannya.” (HR. Bukhari)
Buku Saku Panduan Praktis Shalat Istikharah, Penulis Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit As-Salam Publishing, format buku softcover, ukuran saku 9,5 cm x 13,5 cm, berat buku 150 gram, Harga Rp. 7.500,-