Buku 100 Sunnah Nabi Yang Sering Diremehkan (Zam-Zam)

Penerbit: Zam-Zam


  • 68.500,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku 100 Sunnah Nabi Yang Sering Diremehkan

Oleh: Ustadz Haifa Abdullah ar-Rasyid, Zam-Zam

Banyak orang memandang sebelah mata terhadap seseorang yang menerapkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Berjenggot, atau celana ngatung di atas mata kaki misalnya menjadi bahan obrolan ‘hot gossip’ di sebagaian masyarakat kita. Apa sebabnya? Karena ketidaktahuan mereka terhadap sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mengenal Sunnah

Berkata al-Ustadz  Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “as-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’ (pensyari’atan) bagi ummat Islam.” (almanhaj.or.id/2263)

Contoh-Contoh Sunnah Yang Diremehkan:

  • Bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Dan sungguh-sungguhlah dalam istinsyaq kecuali jika engkau dalam keadaan berpuasa.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

  • Shalat dengan menghadap sutrah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seseorang mengerjakan shalat maka shalatlah dengan menghadap sutrah dan mendekatlah padanya.” (HR. Abu Dawud, no. 698, dishahihkan al-Albani dalam Shahih Abi Dawud)

  • Berwudhu sebelum mandi janabat

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak wudhu lagi setelah dia mandi (janabah).” (HR. An Nasa’i, Shahih)

Bagaimana penjelasannya? Imam Abul Hasan  Muhammad bin Abdil Hadi as-Sindi berkata tentang hadits dari ‘Aisyah di atas:  “Yaitu shalat sesudah mandi dan sebelum hadats dengan tanpa wudhu baru, telah memadai wudhu yang dilakukan sebelum mandi, atau telah mencukupi semuanya dalam cakupan mandi (janabah). Wallahu A’lam.” (Syarh An Nasa’i, 1/191 via konsultasislam.com/2011/03)

  • Shalat dengan mengenakan Sandal

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan, “Bersikaplah yang berbeda dengan orang Yahudi. Sesungguhnya mereka tidak shalat dengan menggunakan sandal maupun sepatu.” (HR. Abu Dawud, no. 652 dan dishahihkan al-Albani)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, beliau menyatakan, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang shalat dengan tidak beralas kaki dan kadang shalat dengan memakai sandal.” (HR. Abu Dawud, no. 653, Ibnu Majah 1038, dan dinilai Hasan Shahih oleh al-Albani).

Bagaimana prakteknya di zaman ini? Imam Ibnu Baz mengatakan, “Hukum menggunakan sandal ketika shalat dianjurkan, setelah dipastikan sandal itu bersih. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan memakai sandal… namun jika masjidnya beralas karpet, yang lebih baik adalah tidak memakai sandal, agar tidak mengotori karpet dan membuat kaum muslimin enggan untuk sujud di karpet.” (Fatawa Ibnu Baz, dinukil dari Fatwa Islam, no. 69793 via konsultasisyariah.com/16160).

“Katanya 100 sunnah … mana lagi yang lain?” Temukan jawabannya dalam buku yang menarik ini!

Buku 100 Sunnah Nabi yang Sering Diremehkan, Penulis: Haifa Abdullah Ar-Rasyid Penerbit: Zam-Zam Publishing, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 311 halaman, ukuran buku 14 x 20,5 cm, dan dengan berat 553 gram.  Harga Rp. 68.500,-


Kami Juga Merekomendasikan