Buku Al-Wala' Wal Bara' Konsep Loyalitas Dan Permusuhan Dalam Islam (Ummul Qura)

Penerbit: Ummul Qura


  • 99.000,00
  • Hemat 11.000
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Al-Wala' Wal Bara' 

Oleh: Syaikh Muhammad Sa’id al-Qahthani, Penerbit Ummul Qura

al-Wala dan wal Bara’ adalah prinsip yang agung, padanya terdapat simbol-simbol  yang dapat membedakan antara ahlul iman, munafiqin, dan kafirin. Allah Ta’ala berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Surat al-Hajj: 32)

Definisi al-Wala’ wal Bara’

Menurut al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Dalam terminologi syari’at Islam, al-Wala’ berarti penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang dicintai dan diridhai Allah berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan, dan orang yang melakukannya. Jadi ciri utama wali Allah adalah mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah, ia condong dan melakukan semua itu dengan penuh komitmen. Dan mencintai orang yang dicintai Allah, seperti seorang mukmin, serta membenci orang yang dibenci Allah, seperti orang kafir.

Sedangkan kata al-Bara’ dalam bahasa Arab mempunyai banyak arti, antara lain menjauhi, membersihkan diri, melepaskan diri dan memusuhi. Kata bari-a (بَرِيءَ) berarti membebaskan diri dengan melaksanakan kewajibannya terhadap orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya.” (Surat at-Taubah: 1).” (Disarikan dari buku Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Pustaka Imam asy-Syafi’i)

Kedudukan al-Wala’ dan al-Bara’ Dalam Islam

al-Ustadz Abdullah Taslim memberikan penjelasan yang sangat mengena, beliau membawakan perkataan para Imam Dakwah, “Ketika menjelaskan agungnya kedudukan masalah ini dalam keimanan dan tauhid, Imam Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, “Tidak akan lurus (benar) keislaman seseorang, meskipun dia telah mentauhidkan Allah dan menjauhi (perbuatan) syirik, kecuali dengan memusuhi orang-orang yang berbuat syirik dan menyatakan kepada mereka kebencian dan permusuhan tersebut.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Jika keimanan dan kecintaan di dalam hati seorang (muslim) kuat, maka hal itu menuntut dia untuk membenci musuh-musuh Allah.”

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin lebih lanjut menjelaskan, “Sikap loyal dan cinta terhadap orang-orang yang menentang Allah menunjukkan lemahnya keimanan dalam hati seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya, karena tidaklah masuk akal jika seseorang mencintai sesuatu yang dimusuhi kekasihnya (Allah Ta’ala). Bersikap loyal terhadap orang-orang kafir adalah dengan menolong dan membantu mereka dalam kekafiran dan kesesatan yang mereka lakukan, sedangkan mencintai mereka adalah dengan melakukan sebab-sebab yang menimbulkan kecintaan mereka, yaitu berusaha mencari kecintaan (simpati) mereka dengan berbagai cara. Tidak diragukan lagi perbuatan ini akan menghilangkan kesempurnaan iman atau keseluruhannya. Maka wajib bagi seorang mukmin untuk membenci dan memusuhi orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, meskipun orang tersebut adalah kerabat terdekatnya, akan tetapi ini tidak menghalangi kita untuk menasehati dan mendakwahi orang tersebut kepada kebenaran.” (Diadaptasi dari muslim.or.id/1881)

Buku Al-Wala Wal-Bara', Penulis: Muhammad Said Al-Qahthani, Penerbit: Ummul Qura, Buku cetak edisi hardcover, tebal buku 477 halaman, ukuran buku 18 x 24,5 cm, dan dengan berat 1076 gram. Harga Rp 110.000,-


Kami Juga Merekomendasikan