Buku Ruh Seorang Mukmin Tergantung Pada Utangnya Hingga Dilunasi (Pustaka At-Taqwa)

Penerbit: Pustaka At-Taqwa


  • 27.500,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Ruh Seorang Mukmin Tergantung Pada Utangnya Hingga Dilunasi

Oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka at-Taqwa

Hutang bukan perkara yang remeh, kelalaian dalam menunaikannya berujung kepada ketidakpastian ruh. Sungguh kasihan, orang yang gemar berhutang dan berniat untuk tidak mengembalikannya. Semoga Allah menyadarkan mereka. Penulis membahas “Gejala yang harus diwaspadai” bersama, disaat banyak orang beramai-ramai untuk ‘merevolusi hutang’ (baca: berhutang untuk dijadikan modal). Bagaimana ini? Pernahkah Anda mengalaminya? Satu sisi Anda tidak mau berhutang, tapi di sisi yang lain, Anda sangat membutuhkan. Simak ulasannya sampai tuntas, semoga hutang Anda cepat lunas!

Darurat Muslim: Waspada Terhadap Hutang

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ

“Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab hutangnya sampai hutangnya dilunasi.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Tentang makna hadits di atas, “Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab hutang sampai hutangnya dilunasi”, Imam ash-Shan’ani rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang akan tetap disibukkan dengan hutangnya walaupun ia telah meninggal dunia. Hadits ini menganjurkan agar kita melunasi hutang sebelum meninggal dunia. Hadits ini juga menunjukkan bahwa hutang adalah tanggung jawab berat. Jika demikian halnya maka alangkah besar tanggung jawab orang yang mengambil barang orang lain tanpa izin, baik dengan cara merampas atau merampoknya.”

Imam al-Munawi rahimahullah berkata, “Jiwa seorang mukmin, maksudnya: ruhnya terkatung-katung setelah kematiannya dengan sebab hutangnya. Maksudnya, ia terhalangi dari kedudukan mulia yang telah disediakan untuknya, atau (terhalang) dari masuk Surga bersama rombongan orang-orang yang shalih.”

Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Yakni, jiwanya ketika di dalam kubur tergantung pada utang atas dirinya seakan-akan –wallaahu a’lam- merasa sakit karena menunda penyelesaian hutangnya. Dia tidak merasa gembira dan tidak lapang dada dengan kenikmatan untuknya karena dirinya masih mempunyai kewajiban membayar hutang. Oleh karena itu kita katakan: Wajib atas para ahli waris untuk segera dan mempercepat menyelesaikan hutang-hutang si mayit.”

Masalah hutang memang dibenarkan dalam syari’at Islam, akan tetapi sebagai kaum Muslimin kita wajib berhati-hati, karena banyak orang yang meremehkan masalah hutang, padahal hutang adalah masalah besar, menyangkut masalah agama, kehormatan, rumah tangga, dan dakwah. Dan bagi orang yang tidak membayar atau tidak melunasi hutang diancam dengan tidak dimasukkan ke dalam Surga.

Buku Ruh Seorang Mukmin Tergantung Pada Utangnya Hingga Dilunasi, Penulis: Yazid bin Abdul Qadir Jawas penerbit: Pustaka At-Taqwa, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 112 halaman, ukuran buku 14 x 21 cm, dan dengan berat 341 gram, Harga Rp. 27.500,-


Kami Juga Merekomendasikan