Buku Do’a dan Wirid (At-Tibyan)

Penerbit: At Tibyan


  • 19.200,00
  • Hemat 4.800
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Do’a dan Wirid 

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, at-Tibyan.com

Dzikir, memuat banyak sekali keutamaan. Karena dzikir merupakan bagian paling substansial dalam ibadah, bahkan bisa dikatakan sebagai ruh ibadah. Sedemikian pentingnya dzikir bagi seorang muslim, hingga Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Surat az-Zukhruf: 36)

Sekejap saja seorang muslim lalai berdzikir kepada Allah, saat itu setan sudah siap menggoda dan menggelincirkannya. Dengan dasar itu pulalah, seorang sahabat agung Ibnu Abbas menyatakan, “Tidak ada suatu amalan yang apabila ditinggalkan seorang muslim pasti ia berdosa tanpa udzur sedikitpun, melainkan dzikir.” Artinya, seluruh ibadah termasuk shalat, masih ada udzur bagi wanita haidh dan nifas untuk tidak melakukannya. Demikian juga shaum, orang yang sakit atau bepergian memiliki alasan untuk menunda pelaksanaanya. Namun dzikir tidak. Bila seseorang meninggalkannya, maka pada saat itu ia telah berbuat kesalahan.

Saat menjelaskan firman Allah Jalla wa ‘alaa,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya.” (Surat Ali Imran: 102)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan, “Hendaknya Allah itu itu selalu ditaati, tidak dibantah. Selalu disyukuri, jangan dikufuri. Serta selalu diingat dengan dzikir, dan tidak dilupakan.”

Dzikir menjadi terasa semakin substansial, karena dzikir menjadi kebutuhan bagi seorang muslim yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena dzikir menjadi ‘penyeimbang’ seluruh amalan syari’at, bahkan menjadi pengontrol yang paling efektif. Seorang sahabat pernah mengeluhkan beratnya mengamalkan ajaran Islam ini:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَنْبِئْنِيْ مِنْهَا بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ ؟ قَالَ : لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang Badui datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam sudah banyak pada kami. Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan selainnya)

Dengan memperbanyak dzikir, seorang muslim akan merasa lebih nyaman mengamalkan ajaran syari’at Islam. Dengan banyak berdzikir, akan semakin ringan terasa ajaran Islam ini. Karena beratnya ajaran Islam, hanya dirasakan oleh nafsu dan syahwat. Untuk menundukkan pemberontakan dan keganasan nafsu tersebut, seorang muslim harus banyak berdzikir.

Buku Do’a dan Wirid, Buku cetak edisi softcover, Penulis: Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Penerbit: At-Tibyan, ukuran saku 10 x 13,5 cm, tebal 236 halaman, dan dengan berat 324 gram, Harga Rp. 24.000,-


Kami Juga Merekomendasikan