Buku 52 Nasehat Agar Anak Tidak Durhaka (Darus Sunnah)
Buku 52 Nasehat Agar Anak Tidak Durhaka
Oleh: Syaikh Sa’ad Karim al-Fiqqi, Darus Sunnah
Sesungguhya sesuatu yang paling berharga di dunia ini dan dicintai oleh manusia adalah anak-anaknya. Dan setiap orang tua tentu akan berdo’a kepada Allah Ta’ala dengan penuh ketundukan dan kekhusyukan agar anak-anaknya diberkati dan diberikan kesuksesan yang gemilang baik di dunia dan di akhirat.
Dan pandangan mata orang tua akan sangat sejuk jika mendapati anak-anaknya shalih dan berbakti kepadanya, mau mendengarkan nasehatnya dan mengikuti petunjuknya. Namun jika mendapati anak-anaknya nakal, membangkang, dan durhaka kepadanya maka hidupnya akan terasa sempit dan jiwanya akan terasa menghimpit.
Dan dalam al-Qur’an banyak kita temukan ayat-ayat yang memuji tentang kebaktian dan mencela tentang kedurhakaan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Surat al-Isra: 23)
Adapun firman Allah Ta’ala (artinya): “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’.” Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yaitu janganlah kamu memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk, walaupun perkataan hanya perkataan “ah” yang merupakan perkataan buruk yang paling rendah. “Dan janganlah kamu membentak mereka,” yaitu janganlah ada pada dirimu kepada mereka perbuatan yang buruk. Atha’bin Rabbah berkata, “Yaitu janganlah kamu memukulkan tanganmu kepada kedua orang tuamu.”
Dan tidaklah seorang anak lahir langsung menjadi durhaka, akan tetapi karena pengaruh kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya. Jika kondisi lingkungannya baik maka ia akan menjadi baik dan jika kondisi lingkungannya buruk maka ia akan akan menjadi buruk.
Dan di antara faktor paling penting yang akan menemukan arah seorang anak sehingga menjadi berbakti atau durhaka adalah pola interaksi orang tua terhadapnya.
Jika kedua orang tua dapat memahami perannya dengan baik dan dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna maka kelak anak-anaknya akan tumbuh menjadi anak yang shalih dan berbakti kepadanya. Sedangkan jika kedua orang tua tidak memahami perannya dan menyepelekan tugas dan tanggung jawabnya maka tentu anak-anaknya kelak akan menjadi nakal, membangkang, dan durhaka kepadanya.
Ancaman Dosa Setelah Syirik
Dari Abi Bakrah radhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi).” Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam.” (HR. al-Bukhari 3/151-152 dan Muslim 87)
Buku 52 Nasehat Agar Anak Tidak Durhaka Penerbit Darus Sunnah, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 284 halaman, ukuran buku 11 x 17,5 cm, dan dengan berat 302 gram. Penulis: Sa'ad Karim Al-Fiqqi, Penerbit: Darus Sunnah, Harga Rp. 30.000,-
Kode : 54BK9028