Buku Dari Minangkabau Untuk Dunia Islam (Gre Publishing)
Buku Dari Minangkabau Untuk Dunia Islam
Oleh: Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Gre Publishing
Nama syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi tidak asing lagi bagi masyarakat nusantara terutama bagi orang Minangkabau. Beliau merupakan ulama non-Arab yang memiliki pengaruh yang sangat besar di tanah Arab maupun di luar Arab. Ulama yang pernah dipercaya menjadi khatib di Masjidil Haram tersebut memiliki nama lengkap Ahmad Khatib bin Abdul Lathif bin Abdullah bin Kalan al-Minangkabawi al-Jawi. Beliau lahir pada hari senin 6 Dzulhijjah 1276 H / 2 Mei 1860 M di Koto Tuo, Agam, Sumatera Barat. Ia berasal dari keluarga dan keturunan yang taat beragama dan kaum berpendidikan.
Desa tempat kelahiran Syeikh Ahmad Khatib juga merupakan pusat pendidikan agama yang sangat kental dengan nuansa tasawufnya. Dari desa ini juga Tuanku Nan Tuo -salah seorang ulama pembaharu di Minangkabau- membuka lembaga pendidikan melalui ‘Surau’ yang telah melahirkan banyak ulama. Di antaranya ulama pejuang Perang Paderi, seperti Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Nan renceh. Kondisi lingkungan yang penuh dengan semangat pembaharuan dan perjuangan ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam diri Syeikh Ahmad Khatib.
Pada tahun 1287 H (1871 M), di usia 11 tahun, Syeikh Ahmad Khatib telah meninggalkan kampung halamannya untuk pergi melaksanakan ibadah haji dan menetap di Mekkah untuk belajar al-Qur’an kepada Syeikh Abdul Hadi dan ilmu keislaman lainnya kepada Utsman Syatha dan saudaranya. Setelah empat tahun di Mekkah, Syeikh Ahmad kembali pulang ke Minangkabau, kampung halamannya. Beliau terus belajar kepada ulama Minangkabau, seperti belajar Tafsir Jalalain dan kitab Minhaj ath-Thalibin kepada Tuanku Mudo, seorang ulama di Kota Tuo, tanah kelahirannya.
Selama di Minangkabau, beliau tetap merasa rindu untuk kembali lagi ke Mekkah, ia selalu berdo’a agar bisa kembali ke Mekkah. Setelah berada di kampung lebih kurang selama dua tahun, akhirnya Allah pun mengabulkan do’anya. Pada saat Syeikh Utsman Syatha datang ke Padang, ia mengajak beliau untuk kembali ke Mekkah. Pada tahun 1294 H, beliau berhasil kembali ke Mekkah. Dengan izin Allah, beliau menikah dengan putri dari Syaikh Shalih al-Kurdi.
Sekitar tahun 1298 H, Syeikh Ahmad mulai mengajar di masjidil Haram dalam usia 38 tahun. Kemudian diangkat menjadi salah satu ulama madzhab Syafi’i dan mulai berkhutbah di mimbar Masjidil Haram. Murid-murid beliau dari Minangkabau dan berbagai daerah di nusantara banyak berdatangan ke Mekkah. Tidak hanya muridnya yang banyak tapi beliau juga memiliki sejumlah karya tulis dengan karya pertamanya adalah di bidang ushul fikih. Dari daftar 45 judul karya tulis beliau yang diketahui, dapat dipastikan bahwa Syeikh Ahmad tidak hanya ahli di bidang ilmu agama saja tapi juga ilmu geografi dan astronomi. Dalam otobiografinya, beliau menjelaskan bahwa sebagian ilmu dipelajarinya secara otodidak dengan rajin membaca.
Buku Dari Minangkabau Untuk Islam Penerbit Gre Publishing, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 161 halaman, ukuran buku 14 x 20 cm, dan dengan berat 399 gram. Penulis: Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Penerbit: Grepublishing, Harga Rp. 60.000,-