Buku Kitab Tauhid Pemurnian Ibadah Kepada Allah (Darul Haq)
Buku Kitab Tauhid Pemurnian Ibadah Kepada Allah
Syaikh Muhammad at-Tamimi, Darul Haq
Sudah benarkah Tauhid Anda? Jangan mengaku bertauhid jika belum pernah membaca buku ini (bukan berarti buku ini sebagai barometer Tauhid seseorang, just kalimat iklan saja). Kitab Tauhid adalah buku yang legendaris dikaji diberbagai surau (masjid) baik desa maupun kota. Andaikan buku Tauhid memenuhi jagat raya, niscaya akan tampak kebaikan di muka bumi, bi idznillah. Mau bukti? Bisa Anda tengok atsar (pengaruh) Tauhid pada diri dan masyarakat di bumi Makkah beserta Madinah. Kaum muslimin terbaik didikan kitab Tauhid. Sekedar info saja, kitab Tauhid dijadikan sebagai kurikulum sekolah pada jenjang terendah (SD) hingga perguruan tinggi (Universitas), bahkan pada tatanan negaranya. Subhanallah!
Buku Tauhid dimulai dengan pendetailan hakikat Tauhid, Pahala yang diperoleh bila bertauhid, lalu muallif (penyusun) meneruskannya dengan memberikan contoh-contoh cakupan Tauhid berikut lawannya (yakni kesyirikan). Muallif berkata, “Bismillah ar-Rahman, ar-Rahim, Kitab Tauhid, Allah Ta’la berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (surat adz-Dzaariyat: 56).” Selesai kutipan.
Mengapa penulis memulai kitabnya dengan basmalah? Para ulama setelahnya menjabarkan (mensyarh) sebagai berikut:
- Dalam rangka bertabarruk (meminta berkah) dengan nama Allah (ar-Rahman dan ar-Rahim),
- Dalam rangka meneladani para Nabi dan Rasul yang memulai risalah (surat) nya dengan basmalah. Di antaranya surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Bilqis, dan juga surat Rasulullah kepada Kisra.
- Dalam rangka meneladani kitab-kitab ulama Salaf yang dimulai dengannya.
Kemudian Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah memulai dengan kalam Allah Tabaraka wa Ta’ala dalam surat adz-Dzaariyat: 56.
Bagaimana tafsiran ayat ini? Berikut kami bawakan dua pakar Ahli Tafsir kenamaan:
- Imam Abul Fida’ Isma’il bin Katsir yang dikenal dengan nama Ibnu Katsir menafsirkan, “Makna ayat tersebut; sesungguhnya Allah ta’ala menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya akan Allah balas dengan balasan yang sempurna. Sedangkan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat keras. Allah pun mengabarkan bahwa diri-Nya sama sekali tidak membutuhkan mereka. Bahkan mereka itulah yang senantiasa membutuhkan-Nya di setiap kondisi. Allah adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi mereka.”
- Imam al-Qurthubi mengatakan dalam tafsirnya, “Makna ayat tersebut (Surat adz-Dzariyat: 56) adalah Allah ta’ala memberitakan bahwa tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Inilah hikmah penciptaan mereka.”
Sedikit mendulang mutiara faidah yang terajut dari Fathul Majid karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah dalam bab yang sama.
Buku Kitab Tauhid (Pemurnian Ibadah Kepada Allah), Penulis: Syaikh Muhammad at-Tamimi Penerbit: Darul Haq. Buku cetak edisi softcover, tebal buku 204 halaman, ukuran buku 14,5 x 21 cm, dan dengan berat 458 gram, Harga Rp. 40.000,-