Buku Kujaga Hatiku Dengan Menikahimu (Pustaka eLBa)
Buku Kujaga Hatiku Dengan Menikahimu (Pustaka eLBa)
Jon Hariyadi, Pustaka eLBa
Menikah merupakan sunnah Rasul, padanya terdapat syariat yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang sendirian (jomblo). Jika masa itu tiba, maka ketertarikan antar lawan jenis mulai bermunculan baik dari pria maupun wanita (ikhwan-akhwat). Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk memperhatikan kebutuhan fitrah ini,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. al-Baihaqi)
Dan kecenderungan untuk bersama merajut hari nan bermentari pun diketahui oleh syariat, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengalpakan hal tersebut. Justru menghasung umat Muhammad untuk masuk menuju indahnya pernikahan,
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Surat ar-Ruum: 21)
Sebelum melangkah menuju jenjang pernikahan, ada pepatah yang mengatakan, “Nggolek bojo kuwi disawang bobot, bibit, lan bebet e.” (Cari istri itu dilihat bobot, bibit, dan bebet nya). Sebuah filosofi Jawa yang sebenarnya hampir mencocoki syariat. Bobot itu terkait dengan kualitas diri, pekerjaan, ketrampilan, dsb. Sedangkan bibit itu dari sisi keturunan. Sedangkan bebet ialah cara berbusana untuk menunjukkan status sosialnya (sinonim dari kekayaan). Dan ternyata, Islam lebih mulia, terlebih dalam hal memilih pasangan,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Perempuan itu dinikahi karena empat faktor; yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Agama menjadi pilihan pertama yang mestinya diperhatikan, Imam Ibnu Uyainah pernah berkata, “Siapa yang menikah karena menginginkan kehormatan maka dia akan hina. Siapa yang menikah karena cari harta maka dia akan menjadi miskin. Namun siapa yang menikah karena agamanya maka akan Allah kumpulkan untuknya harta dan kehormatan di samping agama.”
Dan selain hidup bersama, ada tujuan lain yang mulia yakni memperbanyak keturunan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تََزَوَجُوْا الوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فإني مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak (subur) karena aku akan berbangga dengan kalian di hadapan umat-umat yang lain.” (HR. Abu Dawud)
Buku Kujaga Hatiku Dengan Menikahimu, Penulis Jon Hariyadi, Penerbit Pustaka eLBa, format buku softcover, tebal buku 302 halaman, ukuran buku 14 x 21 cm, berat buku 500 gram, Harga Rp. 40.000,-