Buku Membaca Tanda-Tanda Kematian (Pustaka Quran Sunnah)
Buku Membaca Tanda-Tanda Kematian
Oleh: Ustadz Abu Khalid Abdurrahman, PQS Publishing
Segala sesuatu ada tanda-tandanya. Tidak ada yang terjadi secara mendadak. Hanya kitalah yang kurang memperhatikan segala sesuatu. Ambil contoh perkara ghaib yang bernama Kiamat. Sejak dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan tanda-tandanya.
Demikian pula dengan kematian, pasti ada tanda-tandanya. Kadang ada yang dapat membacanya dengan jelas, namun tidak sedikit yang tidak mampu mengejanya meskipun hanya satu tanda. Kabar dari al-Qur’an bahwa setiap yang bernyawa pasti mati adalah satu tanda. Usia tambah tua, tenaga melemah, uban mulai tumbuh, dan penyakit mulai menjangkit adalah tanda yang lain. Tanda-tanda itu jelas bagi mereka yang selalu membersihkan hatinya dan tidak tampak bagi mereka yang kotor jiwanya.
Maka, tak berlebihan jika kita katakan ada hal yang lebih dahsyat dari kematian, yaitu lalai dalam menghadapi kematian, sedikit mengingat kematian, dan meninggalkan amal shalih yang merupakan bekal setelah kematian.
Di sinilah penulis tergerak untuk menyusun tulisan para ulama yang terserak di beberapa tempat, untuk mengingatkan diri sendiri dan juga yang lain. Karena sejatinya hidup tak ubahnya seperti orang yang naik eskalator. Dia bergerak atau tidak, pasti akan sampai pada ajalnya. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat melembutkan hati kita semua.
Sejenak Mengingat Kematian
Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap jiwa pasti akan merasakan mati …” (Surat Ali Imran: 185)
Karena kematian itu pasti akan tiba, maka Rasulullah memerintahkan kepada kita semua agar selalu mengingatnya dan menyiapkan diri dengan bekal untuk perjalanan setelah kematian. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits ini Rasulullah menganjurkan kita semua agar selalu mengingat sesuatu yang memutuskan, mengalahkan, atau menghancurkan kenikmatan, yaitu kematian yang suatu saat pasti akan tiba. Bahkan seringkali datang tanpa terduga dan secara tiba-tiba. Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»
“Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal.” (HR. Ibnu Majah)
Buku Membaca Tanda-Tanda Kematian Penerbit PQS, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 168 halaman, ukuran buku 14 x 20,5 cm, dan dengan berat 384 gram. Penulis: Abu Khalid Abdurrahman, Penerbit: PQS, Harga Rp. 36.000,-