Buku Menapak Jalan Hidayah (Daun Publishing)
Buku Menapak Jalan Hidayah
Oleh: Ustadz Abdullah Abdul Aziz al-Aidan, Daun Publishing
Buku ini disusun untuk memberikan tuntunan praktis dalam menapaki jalan kebenaran. Dengan membacanya, Anda akan menemukan kiat-kiat menapaki jalan hidayah, memulai perubahan diri dan menguatkan konsisten diri. Buku ini diharapkan akan menuntun Anda yang sedang mencari hidayah, membuat Anda meraih hidup bahagia dan tenang dalam naungan iman, serta diliputi dengan nilai-nilai kebaikan.
Allah Berbicara Tentang Hidayah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat).” (Surat al-A’raaf: 178)
Dalam ayat lain, Dia Tabaraka wa Ta’ala juga berfirman: (artinya) “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (Surat al-Kahfi: 17)
Macam-Macam Hidayah
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah membaginya menjadi empat bagian:
- Hidayah yang bersifat umum dan diberikan-Nya kepada semua makhluk, sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya: (artinya) “Musa berkata: “Rabb kami (Allah Ta’ala) ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada setiap makhluk bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” (Surat Thaahaa: 50)
- Hidayah (yang berupa) penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan jalan yang buruk, serta jalan keselamatan dan jalan kebinasaan. Allah berfirman: (artinya) “Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk.” (Surat Fushshilat: 17).
- Hidayah taufik, ilham (dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar) dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilihnya. Allah berfirman: (artinya) “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (Surat Faathir: 8).
- Puncak hidayah ini, yaitu hidayah kepada Surga dan Neraka ketika penghuninya digiring kepadanya. Allah berfirman: (artinya) “Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami.” (Surat al-A’raaf: 43).
(Disarikan dari Bada-i’ul fawa-id (2/271-273) via artikel “Makna Dan Hakikat Hidayah Allah”, yang disusun oleh al-Ustadz Abdullah Taslim)
Hidayah Tidak Boleh Dipaksakan
Kadang kita berharap si Fulan atau Alan mendapatkan hidayah terkait kebaikan-kebaikan yang ia tuai dalam kesehariannya. Namun, Allah berkehendak lain, sebagaimana kisah Rasulullah yang menginginkan hidayah atas pamannya (Abu Thalib). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: (artinya) “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Surat al-Qashash: 56)
Buku Menapak Jalan Hidayah Penerbit Daun Publishing, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 88 halaman, ukuran buku 13 x 18,5 cm, dan dengan berat 198 gram. Penulis: Abdullah Abdul Aziz al-Aidan, Penerbit: Daun Publishing, Harga Rp. 15.000,-