Buku Menemukan Khusyuk Dalam Shalat (Pustaka Arafah)
Buku Menemukan Khusyuk Dalam Shalat
Oleh: Ustadz Ransi Mardi al-Indragiri, Penerbit Pustaka Arafah
Khusyu' sesungguhnya adalah khusyu'nya hati. Karena hati adalah rajanya seluruh anggota tubuh. Jika khusyu' hatinya maka akan khusyu' pula seluruh anggota tubuhnya. Ketika Sa'id bin Musayyab melihat seorang laki-laki yang banyak bergerak dalam shalatnya, beliau menasihatkan, "Jika hatinya khusyu' maka akan khusyu' pula anggota tubuhnya."
Tingkatan Khusyu' Manusia Dalam Shalat
- Orang yang zhalim. Tingkatan yang pertama ini adalah orang yang mengerjakan shalat, namun asal-asalan. Ia tidak menjaga kesempurnaan wudhunya, tidak tepat waktu atau menunda-nuda waktunya. Orang yang semacam ini tidak akan memperoleh pahala, tapi justru mendapatkan ancaman dari Allah, sebagaimana termaktub dlam firman-Nya: "Maka datanglah generasi sesudah mereka yang meremehkan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, kelak mereka akan dilemparkan ke dasar Neraka." (Surat Maryam: 59)
- Orang yang shalatnya tepat waktu, menjaga kesempurnaan wudhunya serta menjaga rukun dan syaratnya yang zhahir, akan tetapi saat shalat berlangsung, pikirannya melayang memikirkan hal-hal diluar shalat. Maka orang seperti ini tidak akan mendapatkan pahala, dan shalatnya tidak berfungsi sebagai penghapus dosa, hanya menghilangkan kewajiban saja.
- Seseorang yang shalat dengan menjaga waktu, wudhu, rukun, serta syarat yang telah ditentukan. Ketika shalat berlangsung, ia mencoba khusyu' meski kadang menjangkitinya kelalaian, namun ia tetap berusaha untuk khusyu' . Maka orang yang seperti ini maka shalatnya dapat menghapuskan dosa, namun tidak berbuah pahala. Ada yang mengatakan (pendapat ulama yang lain), "Shalatnya dipertimbangkan (untuk diterima atau tidak)."
- Orang yang jika shalat menyempurnakan seluruh sisi yang berkaitan dengannya. Baik waktu, wudhu, syarat, dan rukunnya. Khusyu' dan perhatian pada apa yang ia baca dan hatinya tidak lalai. Maka shalatnya mendapatkan pahala dan menghapuskan dosa.
- Orang yang jika shalat, ia menyempurnakan seluruh rangkaian shalat; baik perbuatan, ucapan, ataupun hikmah yang tersirat. Ia seakan-akan meletakkan hatinya di hadapan Rabb. Ia seakan-akan melihat Rabb. Maka shalat orang seperti ini adalah orang yang memiliki kedudukan yang paling dekat dengan Allah.
Melihat keterangan di atas, setidaknya menyadarkan kita untuk kembali membenahi kualitas shalat sehari-hari yang kita kerjakan. Sudah berada di posisi manakah kita?
Ancaman Bagi Orang Yang Tidak Khusyu' Dalam Shalatnya
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, padahal Allah (balas) menipu mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri malas-malasan, mereka memamerkan ibadahnya kepada banyak orang dan tidak mengingat Allah kecuali sangat sedikit.” (Surat an-Nisaa’:142).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah shalat orang munafiq, ia duduk-duduk menunggu matahari sampai ketika berada di antara dua tanduk Syaithan, ia berdiri kemudian mematok empat kali, ia tidak mengingat Allah kecuali sedikit.” (Diriwayatkan al-Jama’ah kecuali Imam Bukhari).
Buku Menemukan Khusyuk Dalam Shalat, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 120 halaman, ukuran buku 10 x 15 cm, dan dengan berat 173 gram. Penulis: Ransi Mardi Al-Indragiri, Penerbit: Pustaka Arafah, Harga Rp. 15.000,-