Buku Mukaddimah Ibnu Khaldun (Pustaka Al-Kautsar)

Penerbit: Pustaka Al-Kautsar


  • 240.000,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Mukaddimah Ibnu Khaldun

Oleh: Syaikh Al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun, Penerbit Pustaka al-Kautsar

Anugerah berupa kemuliaan diberikan kepada setiap hamba yang dikehendaki-Nya, di antaranya Ibnu Khaldun. Beliau bernama Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan, lahir di Tunisia, pada 1 Ramadhan 732 H yang bertepatan dengan 27 Mei 1332 M. Beliau merupakan sosok ulama’ multidisipliner (yang menguasai bermacam-macam bidang ilmu). Suatu kali dalam masa perenungannaya beliau menelorkan sebuah kitab yang diberi judul “al-‘Ibrar, wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar, fi Ayyam al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar, wa man Asharuhum min Dzawi al-Sulthan al-‘Akbar” (Kitab Pelajaran dan Arsip Sejarah Zaman Permulaan dan Zaman Akhir yang mencakup Peristiwa politik tentang Orang-orang Arab, Non-Arab, dan Barbar serta Raja-raja Besar yang Semasa dengan Mereka). Namun anehnya, mendadak yang populer di tengah umat adalah mukaddimahnya, bukan isi bukunya. Mengapa bisa demikian?

Apa Kata Pakar Tentang Ibnu Khaldun

Berkata S. Colosia (Pakar Ekonomi Dunia), “Apabila pendapat-pendapat Ibnu Khaldun tentang kehidupan sosial menjadikannya sebagai pionir ilmu filsafat sejarah, maka pemahamannya terhadap peranan kerja, kepemilikan dan upah, menjadikannya pionir ilmuwan ekonomi modern.”

Berkata DR. Bryan S. Turner (Guru Besar Sosiologi, University of Aberdeen, Scotland), “Tulisan-tulisan sosial dan sejarah dari Ibnu Khaldun hanya satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui oleh dunia barat, terutama ahli-ahli sosiologi yang menulis karya-karyanya dalam bahasa Inggris.”

Berkata Prof.DR. Muhammad Nejatullah ash-Shiddiqy (Guru Besar Ekonomi, Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi), “Ibnu Khaldun adalah salah seorang Bapak Ilmu Ekonomi.”

Berkata Heinrich Simon (Ilmuwan asal Jerman), “Ibnu Khaldun adalah sarjana pertama yang berusaha merumuskan hukum-hukum sosial.”

Berkata Syafi’i Ma’arif.  “Di tangan Ibnu Khaldun, sejarah menjadi sesuatu yang rasional, faktual, dan bebas dari dongeng-dongeng.”

Perbedaan Antara Pedang Dan Pena Pada Berbagai Daulah

Pedang dan pena adalah alat bagi kepala negara untuk menangani berbagai urusan. Hanya saja kebutuhan kepada pedang pada masa awal daulah ketika warganya masih dalam tahap merintis pendirian kerajaan itu lebih besar dibandingkan kebutuhan kepada pena. Sebab, dalam kondisi tersebut pena hanyalah sebagai pelayan saja yang melaksanakan keputusan Sulthan. Sedangkan pedang adalah sekutu yang dapat membantu. Demikian juga pada masa akhir  sebuah negara. Sebab, pada saat itu fanatisme telah melemah, sebagaimana telah kami sebutkan. Warganya menjadi sedikit karena negara dilanda kelemahan seperti telah kami kemukakan. Karenanya, daulah kembali membutuhkan bantuan orang-orang yang memiliki pedang. Kebutuhan kepada mereka untuk melindungi dan membela daulah menjadi lebih besar, sebagaimana pertama kali merintisnya. karenanya, pedang memiliki kelebihan di atas pena dalam kedua kondisi itu. Dengan demikian, para pemilik pedang lebih luas jabatannya, lebih banyak kenikmatannya dan lebih besar pemberian yang ia terima. (Bagaimana selengkapnya? Simak pada halaman 457 -458).

Buku Mukaddimah Ibnu Khaldun, Penulis Syaikh Al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun, Penerbit Pustaka al-Kautsar, tebal buku 1087 halaman, ukuran buku 17 x 24,5 cm, berat buku 2200 gram, Harga Rp. 240.000,-


Kami Juga Merekomendasikan