Buku Sabar Anugerah Terindah (Dhiya’ul Ilmi)
Buku Sabar Anugerah Terindah (Dhiya’ul Ilmi)
Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Pustaka Dhiya’ul Ilmi
Sungguh, seorang hamba sangat membutuhkan kesabaran dalam semua sisinya, karena kehidupan di dunia tidak akan terlepas dari dua keadaan:
Pertama, Nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala limpahkan kepada hamba-Nya, baik secara nampak ataupun tidak, kala itu dia sangat membutuhkan kesabaran, sehingga tidak tenggelam di dalamnya, artinya dia bisa menjaga kewajiban, dan memberikan nikmat itu kepada yang berhak mendapatkannya.
Kedua, Musibah yang menimpa seorang hamba, seperti kekasih yang hilang, ataupun harta yang lenyap. Kala itu dia amat membutuhkan kesabaran, sehingga tidak putus asa.
Demikianlah kesabaran, ia merupakan kebutuhan secara manusiawi juga dalam pandangan hukum Islam, ia senantiasa dibutuhkan oleh manusia dalam segenap keadaannya. Walhasil, seyogyanya kesabaran yang amat mulia itu dijelaskan dalam pandangan al-Qur’an dan as-Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jadinya risalah ini kami beri judul, Sabar Anugerah Terindah.
Mengenal Sabar
Sabar adalah menahan jiwa dalam ketaatan, dan senantiasa menjaganya, memupuknya dengan keikhlasan dan menghiasinya dengan keilmuan. Ia adalah menahan diri dari segala kemaksiatan, dan berdiri tegak melawan dorongan hawa nafsu. Ia adalah ridha dengan qadha dan qadar Allah Subhanallahu wa Ta’ala tanpa mengeluh.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Surat Ali Imran: 200)
وَأَنْ تَصْبِرُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat an-Nisaa’: 25)
Hambatan Dalam Bersabar
Sungguh, manusia cenderung tergesa-gesa, karena dia diciptakan dengan tabiat yang tergesa-gesa sebagaimana diungkapkan dalam ayat berikut:
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.” (Surat al-Anbiya’: 37
Marah, terkadang manusia melihat sesuatu yang dibencinya, juga mendengar sesuatu yang menyakitkannya, lantas marah mendorongnya untuk merendahkan manusia, sampai akhirnya membawa dirinya kepada putus asa yang merupakan penyakit kesabaran.
Curhat Boleh … Tapi Hanya Kepada Allah
Terkadang seorang hamba mendapatkan musibah, lantas dia mengeluh kepada Allah, sungguh sikap seperti itu sama sekali tidak bertentangan dengan kesabaran. Allah Ta’ala berfirman,
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (Surat Yusuf: 18)
Buku Sabar Anugerah Terindah, Penulis Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali, Penerbit Pustaka Dhiyaul Ilmi, format buku softcover, tebal buku 180 halaman, ukuran buku 14 x 20,5 cm, berat buku 400 gram, Harga Rp. 26.000,-