Buku Saku Hukum Keyakinan Sial Terhadap Sesuatu (Pustaka Ibnu Umar)

Penerbit: Pustaka Ibnu Umar


  • 11.500,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Saku Hukum Keyakinan Sial Terhadap Sesuatu

Abdurrahman Hasan Balfas, Lc, Pustaka Ibnu Umar

Islam adalah agama tauhid yaitu memurnikan peribadatan hanya kepada Allah semata, yang hal ini adalah merupakan dakwah setiap Rasul yang Allah utus kepada kaumnya masing-masing, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu,” maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul).” (Surat an-Nahl: 36)

Allah Ta’ala menciptakan makhluk-Nya agar beribadah hanya kepada-Nya saja, Dzat yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Ibadah merupakan hak Allah yang harus ditunaikan oleh hamba-Nya. Namun, kejahilan dalam bertauhid masih kita lihat di sebagian umat ini, dikarenakan mereka tidak memiliki ilmu serta tidak berupaya untuk memahami dien secara benar, maka banyak fenomena kesyirikan yang masih diyakini oleh mereka, seperti meyakini adanya kesialan yang mereka berupaya menghindarinya karena takut berbahaya, kerugian, malapetaka dan lain-lainnya yang sama sekali tidak berdasar dan hanya menduga-duga.

Buku yang memaparkan keyakinan yang kadung akrab di tengah-tengah masyarakat kita ini, mencoba menjelaskan keyakinan yang benar dan keyakinan yang menyimpang. Pada bab awal dibuka dengan tema “Islam adalah Agama Tauhid”, lalu disusul dengan tema yang hangat dibicarakan para pemerhati kebaikan yakni Hukum Meyakini Sial Terhadap Sesuatu Dalam Pandangan Islam, berikut pemaparan dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah tentang Larangan Thiyarah. Setelah menyebutkan dalil-dalil yang terang, diungkaplah contoh-contoh Thiyarah dan ditutup dengan penjabaran makna hadis “Kesialan ada pada tiga hal …”. Subhanallah menarik sekali pembahasannya.

Larangan Thiyarah (Menganggap Sial Terhadap Sesuatu)

Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Surat al-A’raf: 131).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَلاَ هَامَةَ ، وَلاَ صَفَرَ

“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Buku Saku Hukum Keyakinan Sial Terhadap Sesuatu, Penulis Abdurrahman Hasan Balfas, Lc, Penerbit Pustaka Ibnu Umar, format buku softcover softcover, ukuran buku saku 10,5 cm x 15 cm, tebal buku 48 halaman, berat buku 150 gram, Harga Rp. 11.500,-


Kami Juga Merekomendasikan