Buku Syarah Shahih Muslim 6 Jilid (Darush Sunnah)
Buku Syarah Shahih Muslim (6 Jilid)
Oleh: Syaikh Imam an-Nawawi, Penerbit Darus Sunnah
Buku rujukan hadits ke-2 setelah Shahih Bukhari, inilah dia Shahih Muslim. Buku fenomenal yang membawakan hadits-hadits otentik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapakah penyusunnya? Mari kita mengenalnya baik-baik … Beliau bernama Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Naisabur sekarang termasuk ke dalam wilayah Rusia. Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi mempelajari hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika usianya kurang dari 15 tahun. Beruntung, beliau dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berfikir dan ingatan hafalan. Ketika berusia 10 tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pada seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Setahun kemudian, beliau mulai menghafal hadits Nabi, dan mulai berani mengoreksi kesalahan dari gurunya yang salah dalam menyebutkan periwayatan hadits.
Banyak Guru, Banyak Ilmu
Selain kepada Imam ad-Dakhili, Imam Muslim pun tak segan-segan bertanya kepada banyak ulama di berbagai tempat dan negara. Berpetualang menjadi aktivitas rutin bagi dirinya untuk mencari silsilah dan urutan yang benar sebuah hadits. Beliau, misalnya pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dalam lawatannya itu, Imam Muslim banyak bertemu dan mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadits kepada mereka. Di Khurasan, beliau berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishaq bin Rahawaih; di Ray beliau berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di Irak beliau belajar hadits kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz beliau belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas ‘Abuzar; di Mesir beliau berguru kepada ‘Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan ulama ahli hadits lainnya.
Membedah Shahih Muslim
Kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, di mana Imam Muslim banyak memberikan perhatian pada ekstraksi (pemilahan) yang resmi. Beliau bahkan tidak mencantumkan judul-judul setiap akhir dari satu pokok bahasan. Di samping itu, perhatiannya lebih diarahkan pada mutaba’at dan syawahid (dua istilah dalam ilmu hadits).
Walaupun dia memiliki nilai beda dalam metode penyusunan kitab hadits, Imam Muslim sekali-kali tidak bermaksud mengungkap fiqih hadits, namun mengemukakan ilmu-ilmu yang bersanad. Karena beliau meriwayatkan setiap hadits di tempat yang paling layak dengan menghimpun jalur-jalur sanadnya di tempat tersebut. Kitab Shahih Muslim memang dinilai kalangan muhaditsun berada setingkat di bawah al-Bukhari. Namun ada sejumlah ulama yang menilai bahwa kitab Imam Muslim lebih unggul ketimbang kitabnya al-Bukhari. Sebenarnya kitab Shahih Muslim dipublikasikan untuk Abu Zur’ah, salah seorang kritikus hadits terbesar, yang biasanya memberikan sejumlah catatan mengenai cacatnya hadits. Lantas, Imam Muslim kemudian mengoreksi cacat tersebut dengan membuangnya tanpa argumentasi. Karena Imam Muslim tidak pernah mau membukukan hadits-hadits yang hanya berdasarkan kriteria pribadi semata, dan hanya meriwayatkan hadits yang diterima oleh kalangan ulama. (Disarikan dari blog: bukharimuslim.word***.com dengan sedikit perubahan)
Buku Syarah Shahih Muslim, Penulis: Imam An-Nawawi Penerbit: Darus Sunnah, Buku cetak edisi hardcover, buku terdiri dari 6 jilid, ukuran buku 24.5 x 16 cm, dan dengan berat total 9700 gram. Harga Rp. 1.080.000,-