Buku Talkhis Al-Hamawiyah

Penerbit: Pustaka Imam Bonjol


  • 25.000,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Talkhis Al-Hamawiyah

Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Pustaka Imam Bonjol

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa petunjuk dan agama yang haq; sebagai rahmat bagi semesta alam, teladan bagi orang-orang yang beramal, dan hujjah (argumen) atas segenap hamba; maka dia pun telah menunaikan amanat, menyampaikan risalah, menasehati umat, menerangkan kepada manusia segala kebutuhan mereka dalam perkara pokok dan cabang agama mereka, dia tidak meninggalkan satu kebaikan pun, melainkan dia terangkan dan anjurkan, dan dia tidak meninggalkan satu keburukan pun, melainkan dia peringatkan umatnya untuk menjauhinya, sehingga dia meninggalkan umatnya di atas jalan yang terang, malamnya laksana siang, sehingga para sahabatnya meniti (kehidupan) dalam kondisi bersinar dan bercahaya. Kemudian jalan ini diwarisi oleh generasi yang meraih keutamaan, sampai ketika udara mulai tercemar oleh kegelapan berbagai bid’ah yang digunakan oleh arsiteknya untuk memperdaya Islam dan umat, mereka bertindak serampangan layaknya babi hutan dan membangun keyakinan mereka di atas sarang laba-laba. Namun Rabb Tabaraka wa Ta’ala melindungi agama-Nya melalui para wali-Nya yang Dia beri bekal iman, ilmu, dan hikmah yang bisa mereka gunakan untuk membendung musuh-musuh tersebut dan menjejalkan kembali tipu daya mereka ke dalam kerongkongan mereka. Tidak seorang pun bangkit membawa sebuah bid’ah, kecuali Allah bangkitkan dari kalangan ahlussunnah seseorang yang membantah dan mementahkan bid’ahnya. Walhamdulillah.

Di antara karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah Risalah al-Fatwa al-Hamawiyah  yang dia tulis sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepadanya pada tahun 698 H di Hamah, sebuah daerah di Syam. Pertanyaan itu berisi tentang bagaimana perkataan para fuqaha’ dan imam tentang ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla. Beliau menjawab pertanyaan itu dengan sebuah jawaban yang mengahbiskan 83 lembar, dan karena jawabannya ini, dia mendapat cobaan dan ujian.

Oleh karena jawaban ini sulit dipahami dan dikuasai oleh sebagian besar pembaca, maka saya (Ibnu Utsaimin) tertarik untuk meringkas poin-poin penting dari jawaban tersebut disertai tambahan-tambahan yang diperlukan, dan saya memberinya judul Fathu Rabbil Bariyah bi Talkhish al-Hamawiyah.

Metode Ahlussunah Dalam Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah:

Pertama, Dalam masalah itsbat (penetapan), mereka menetapkan apa-apa yang ditetapkan oleh Allah bagi diri-Nya di dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya tanpa melakukan tahrif, ta’tihil, takyif, dan tamtsil. Kedua, Dalam masalah nafi (peniadaan), mereka meniadakan apa-apa yang Allah tiadakan dari Diri-Nya dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya sambil meyakini bahwa Allah Ta’ala memiliki  nama-nama dan sifat-sifat  yang sempurna yang merupakan kebalikan dari nama-nama dan sifat-sifat yang sempurna yang merupakan kebalikan dari nama dan sifat  yang dinafikan tersebut. Ketiga, Dalam masalah yang tidak ditetapkan dan tidak pula ditiadakan, yang diperselisihkan manusia, maka mereka tidak menetapkannya dan tidak pula meniadakannya, karena tidak adanya dalil. (Selengkapnya pada hal 12-23)

Buku Talkhis Al-Hamawiyah Penerbit Pustaka Imam Bonjol, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 170 halaman, ukuran buku 12,5 x 17,5 cm, dan dengan berat 351 gram. Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit: Pustaka Imam Bonjol harga Rp. 25.000,-


Kami Juga Merekomendasikan