Buku Tazkiyatun Nafs (Darus Sunnah)
Buku Tazkiyatun Nafs (Darus Sunnah)
Penulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Penerbit Darus Sunnah
Hati yang bersih dapat tumbuh dengan baik dan sempurna. Allah Azza wa Jalla berfirman (artinya), “Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya.” (Surat An-Nur: 21)
Tazkiyah adalah menjadikan sesuatu menjadi bersih dan suci, baik pada dzatnya, keyakinan, maupun pada apa yang diinformasikan. Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa hati itu ada empat macam: hati yang bersih; di dalamnya terdapat cahaya yang bersinar, itulah hati orang mukmin. Kedua; hati yang tertutup, itulah hati orang kafir. Ketiga; Hati yang terbalik, itulah hati orang munafik. Hati yang di dalamnya terdapat keduanya, satu yang menariknya kepada iman, dan satu lagi selalu menariknya kepada kemunafikan, mereka itulah yang mencampur adukkan amal shalih dengan perbuatan buruk.
Allah Tabaraka wa Ta’ala menyebutkan dalam ayat-ayat-Nya tentang penyakit hati dan penawarnya.
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Surat Al-Baqarah: 10)
Buku bersampul biru ini menyajikan beberapa amalan hati yang sepatutnya diamalkan oleh setiap muslim dan muslimah dalam keseharian mereka. Ada beberapa bab, di antaranya: ikhlas dan niat, takwa, amar ma’ruf nahi mungkar, malu, tazkiyah an-nafs, mulia dan dermawan, taubat, melawan hawa nafsu, pujian dan syukur, jujur, sabar, iffah, rasa cemburu, doa, mencela kezhaliman, al-khasyah, at-tadzkir, mencela sifat bakhil dan penakut, husnuzhan, ghibah, tawadhu, bertawakal kepada Allah, hasad, hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, berbuat kebaikan, zuhud, taat, dan di akhiri dengan bab ridha.
Apa yang dimaksud dengan ridha?
Ridha adalah engkau tidak meminta Surga kepada Allah dan tidak berlindung kepada-Nya dari Neraka. Ini definisi Abu Sulaiman Ad-Darani, sedangkan definisi ridha menurut An-Nashr Al-Abadzi, “Siapa yang ingin mencapai kedudukan ridha maka hendaklah ia memegang teguh apa yang diridhai oleh Allah.” Terdapat penjelasan terhadap kedua definisi di atas, selengkapnya hal.393-397.
Ridha itu ada dua macam, pertama: ridha dengan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan apa yang dilarang yang mencakup apa saja yang dibolehkan oleh Allah dengan tanpa mengarah pada apa yang diharamkan, sebagaimana Allah berfirman,
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ إِنْ كَانُوا مُؤْمِنِينَ
“Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin.” (Surat At-Taubah: 62)
Masih banyak pembahasan menarik lainnya.
Buku Tazkiyatun Naf, Penulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Penerbit Darus Sunnah, format buku hardcover, tebal buku 429 halaman, ukuran buku 16 x 24.5 cm, berat buku packing +/- 1000 gram, Harga Rp. 110.000,-