Buku Karena Ilmu Mereka Rela Membujang (Zam-Zam)
Buku Karena Ilmu Mereka Rela Membujang
Penulis Syaikh Abdul Fattah, Penerbit Zam-Zam
Banyak kita kenal para ulama senior yang didapati membujang karena ilmu. Inilah argumen yang semestinya Anda kenali, agar tidak terfitnah dengan bab ini. Sebab, Islam melarang tabattul (baca: tidak menikah dalam rangka ibadah) dan menganjurkan untuk menikah. Dalam buku ini, penulis hanya menampilkan para ulama yang senior, baik dari kalangan ahli tafsir, ahli qira’ah, ahli hadits, ahli fiqih, hakim, mufti, sastrawan, sejarawan, ahli ilmu, ahli bahasa, ahli zuhud, dan ahli ibadah. Mereka sangat populer dengan berbagai keutamaan dan ilmu. Mereka mendarmabaktikan kehidupannya demi ilmu dan rela hidup membujang, agar mampu memfokuskan diri kepada ilmu. Mereka menghalangi diri mereka sendiri dari mencicipi kenikmatan hidup yang sangat berharga dan sesuatu yang telah disyariatkan, yaitu kenikmatan menikah, melestarikan keturunan, dan memperoleh momongan. Mereka melakukannya untuk mengembangkan ilmu, berkhidmah kepada agama, dan memberikan manfaat kepada kaum muslimin.
Dalam buku istimewa ini, penulis menyajikan uraian pendahuluan yang berisi sejumlah pendapat para ulama dan ahli fiqih tentang hukum mereka yang memilih hidup membujang. Karena, keadaan mereka yang hidup membujang tersebut sering dianggap aneh dan menajdi bahan pertanyaan bagi setiap insan yang mengetahuinya. Sehingga, perlu diketahui alasan mereka hidup membujang.
Memilih hidup membujang karena ingin berkonsentrasi menggeluti ilmu merupakan sebuah pilihan hidup yang luar biasa. Desah-desah suahwat yang pada sebagian orang justru menjadi raja yang meguasai hati, berhasil terpinggirkan karena dominasi cinta terhadap ilmu yang begitu menggumpal dalam relung-relung hati. Itulah sebuah catatan indah yang pernah tergoreskan dalam sebuah catatan indah yang pernah tergoreskan dalam sejarah hidup sebagian para ulama sebagai pewaris para Nabi. Di sana ada Imam Abu Zakariyya Yahya bin Sharaf An-Nawawi, Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyyah, dan Imam Ath-Thabari termasuk sebagian ulama yang berijtihad terhadap diri mereka sendiri untuk tidak menikah karena ilmu. Dan sekali lagi, ini merupakan sebuah pilihan hidup yang luar biasa.
Salah Satu di Antara Mereka
Abul Hasan Ali bin Yusuf bin Ibrahim Asy-Syaibani Al-Qifthi digelari Al-Qadhil Akram (hakim termulia). Beliau seorang penulis masyhur dan memiliki keistimewaan dalam bidang syair maupun prosa. Beliau dilahirkan di kota Qifth, daerah pegunungan di Mesir. Beliau tumbuh dewasa di Kairo. Aku (yakni Syaikh Yaqut Al-Hamawi) pernah bertemu dengan beliau di tempat pekerjaannya di Halb. Aku mendapati beliau banyak memiliki keutamaan, sangat cerdas, memiliki kedudukan yang tinggi, dermawan, berseri-seri dan berwajah ceria.
Buku Karena Ilmu Mereka Rela Membujang, Penulis Syaikh Abdul Fattah, Penerbit Zam-Zam, format buku softcover, tebal buku 196 halaman, ukuran buku 14 x 20.5 cm, berat buku packing +/- 400 gram, Harga Rp. 45.000,-